Titikini merupakan salah satu titik dari dua titik perpotongan bidang ekuator langit (perpanjangan ekuator Bumi ke langit) dengan bidang ekliptika (bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari). Titik pertemuan ini terjadi pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Titik ini menjadi titik acuan (00 , 00 ) bagi kerangka koordinat ekuator. Planetmerupakan benda langit yang mengelilingi matahari dengan menggunakan lintasan dalam kecepatan tertentu. Jika jarak bumi terlalu dekat dengan matahari, maka air di Bumi akan mudah menguap menjadi gas. Jarak antara Neptunus ke matahari adalah 5.957,3 juta km. Waktu yang diperlukan dalam berevolusi yaitu 284 tahun. SeukuranGedung Pencakar Langit, 7 Asteroid Ini Meluncur ke Arah Bumi Objek luar angkasa ini berukuran lebih dari 149 meter dan melintas dalam jarak 7.400 kilometer dari Bumi. Amelia Prisilia Rabu, 09 Juni 2021 | 11:30 WIB Ilustrasi asteroid. (pixabay/UKT2) Sedangkansatelit bumi hanya ada satu buah saja yaitu bulan. Planet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan lintasan tertentu dan garis tengah lebih besar dari 4,000 km. Dalam tata surya Diameter planrt ini adalah 142.984 km. Jarak Yupiter ke matahari adalah 778 juta km. Kala revolusi planet ini adalah 11,9 tahun dan kala . Jarak antara langit dan bumi adalah 500 tahun perjalanan. Begitu juga antara satu lapisan langit dengan lapisan selanjutnya. Disebutkan dalam hadits riwayat Abbas bin Abdul Mutthalib Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, “Tahukah kalian berapa jarak antara langit dan bumi? Kami berkata, “Allah dan RosulNya lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda, “Jarak keduanya adalah perjalanan 500 tahun, dan antara satu langit dengan langit selanjutnya perjalanan 500 tahun, dan tebal setiap langit adalah perjalanan 500 tahun, dan diantara langit ketujuh dengan arsy ada laut yang jarak antara dasar dan atasnya adalah seperti jarak antara langit dan bumi, dan Allah diatas itu semua, tidak tersembunyi baginya amalan manusia…” [HR Abu Dawud 4723 Tirmidzi 3320 dan Ibnu Majah 193] dari Al-’Abbaas bin ’Abdil-Muthallib, ia berkata ”Aku pernah berada di Bath-haa’ bersama sekelompok orng yang diantaranya adalah Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncullah awan melewati mereka. Kemudian beliau menoleh ke arahnya, lalu bertanya ”Kalin sebut apa itu ?”. Mereka menjawab ”Awan”. Beliau bersabda ”Dan mendung”. Mereka berkata ”Dan mendung”. Beliau menambahkan ”Dan mega”. Mereka pun mengatakan ”Dan mega”. Abu Dawud berkata ”Aku tidak dapat menangkap dengan sempurna kata ketiga ini”. Kemudian beliau shallallaahu ’alaihi wa sallam bertanya ”Tahukah kalian jarak antara langit dan bumi ?”. Mereka menjawab ”Kami tidak tahu”. Beliau bersabda ”Sesungguhnya jarak antara keduanya adalah 71 atau 72 atau 73 tahun, kemudian demikian juga langit yang ada di atasnya lagi”. Demikian hingga beliau menyebutkan tujuh langit. ”Kemudian di atas langit ketujuh ada samudera yang jarak permukaan dan dasarnya adalah seperti jarak antara satu langit dengan langit lainnya. … [HR. Abu Dawud no. 4723]. Asy-Syaikh ’Abdurrahman berkata ”Dan At-Tirmidzi meriwayatkan yang seperti itu juga dari hadits Abu Hurairah, dan di dalamnya terdapat perkataan ”Jarak antara satu langit dengan langit lainnya adalah 500 tahun”. Tidak ada pertentangan antara keduanya, karena perhitungan selama 500 tahun adalah dengan perjalanan onta, sedangkan 70 tahun lebih adalah dengan perjalanan kuda. Karena itu, boleh dibilang bahwa jarak antara kita dengan Mesir adalah 20 hari perjalanan biasa atau 3 hari perjalanan kuda. Syaarik meriwayatkan sebagian hadits ini dari Sammaak secara mauquf. Inilah akhir dari perkataan Adz-Dzahabi” [Fathul-Majiid, hal. 534, Al-Maktabah At-Taufiqiyyah, tanpa tahun]. Dari dalil-dalil hadits diatas, angka 500 atau 70-sekian bukanlah masalah, itu menunjukkan jarak yang sama. Kalau kita konversikan ke dalam km/jam, maka dapat dihitung sebagai berikut rata-rata kecepatan onta, kira-kira sama dengan kecepatan orang berjalan, lebih cepat sedikit = 11 km/jam. jarak = 500 x 354 x 24 x 11 = km rata-rata keceparan kuda berlari = 75 km/jam jarak = 73 x 354 x 24 x 75 = km hampir sama kan? Slides 16 Download presentation Matematika Islam N 0 3 Matematika Al-Quran Isra’ Mi’raj dan Akibat Kecepatan Dahsyad Jubah Nabi Muhammad Saw yang dipakai waktu Isra’ Mi’raj Kini tersimpan di Mesir. Terus clik kiri, berhenti dan kembali clik kanan DAFTAR ISI Clik di sini kalau memilih I. Ilmu Langit dari Peristiwa ke langit II. Gambaran Langit dan Skala III. Akibat 0 Dari Kec Maha Dahsyad IV. Kesimpulan V. Renungan Mi’raj VI. Harga Pendekatan I. Ilmu Langit dari Peristiwa Ke Langit. Pada Matematika Islam. 2, kita telah mengungkap bahwa peristiwa perjalanan Nabi Muhammad saw dalam Isra’ mi’raj mengandung ilmu pengetahuan yang menjelaskan tentang luas dan jauhnya langit ke 7. Gambaran luasnya langit ke 7 itu menjadi sangat berarti setelah kita memperkirakan kecepatan Malaikat yang hanya 50 x kecepatan cahaya. Kita akhirnya berkesimpulan Bahwa perjalanan Nabi dalam Isra’ mi’raj tidak dibawa oleh malaikat. Itu yang ditegaskan pada ayat 1 surat Al. Isra’ bahwa “Maha Penggeraklah Yang telah menjalankan hamba-Nya pada satu malam saja. ” Momen memahami SUBHAANA ini sangat penting untuk kekuatan iman dan taqwa. kembali I. Gambaran Langit dan SKALA bulan 384. 4 00 km 3. 476 km bumi 12. 756 km matahari. • Jadi kalau diameter bumi maka diameter matahari dan jaraknya 150. 000 km 1. 392. 000 km km 1. 392. 000 1 milimeter, 11 centimeter. 11 meter. diameter bumi diameter matahari Jarak = 1 110 11. 000 kembali Gambaran Langit Pluto 5. 900. 000 km 0, 005 tahun cahaya matahari Tatasurya L 1 1 10. 000 L 2 50. 000 tahun cahaya Berisi 100 milyar bintang Galaksi kita 1 100. 000 L 3 50. 000 X 100 milyar tahun cahaya 50 x 10 pangkat 14 tahun cahaya Nebula kembali L 4 L 3 50 x 10 p 25 tahun cahaya 50 x 10 p 14 tahun cahaya Himpunan Nebula 1 10 p 11 Nebula p= pangkat L 5 50 x 10 p 25 x 10 p 11 tahun cahaya 50 x 10 p 36 tahun cahaya Group Nebula L 6 50 x 10 p 36 x 10 p 11 tahun cahaya 50 x 10 p 47 tahun cahaya Guci kembali L 6 50 x 10 p 47 tahun cahaya Guci 1 10 p 11 p= pangkat 50 x 10 p 47 x 10 p 11 tahun cahaya 50 x 10 p 58 tahun cahaya L 7 Alam Semesta Aalamiin kembali Itu hanya perkiraan tentang jauh dan besarnya langit 7 lewat analisa peristiwa Isra’ itu sendiri. Dengan demikian Kata “linuriyahhu min aayaatinaa” pada ayat 1 surat 17 itu dilihatkan juga kepda ratusan milyar manusia setelah itu lewat ilmu pengetahuan Matematika Islam. Guci Mi’raj Isra’ 50 x 10 p 58 tahun cahaya ALAM SEMESTA Maha Penggerak Yang telah menjalankan hamba. Nya dari tempat berputar yang ditinggalkan, ke tempat berputar yang di ujung yang kami beri perlindungan sekitarnya Untuk kami lihatkan kepadanya sebagian dari ayat-ayat kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Melihat. Al-Quran, surat Al-Isra’ ke 17 ayat 1 Dengan bilangan 50 x 10 p 58 TC kita akan tertegun dan Kembali merevisi pemahaman makna kata SUBHAANA=Maha Penggerak kembali III Akibat Nol dari Kecepatan Maha Dahsyad Dalam jarak sejauh itu 50 x 10 pangkat 58 tahun cahaya N 500. 000. 000. Tahun cahaya Malaikat akan berjalan selama 10. 000. 000. Tahun Kalau perjalanan itu bolak balik, harus dikali 2, Tetapi kalau dari langit ke 2 ke langit ke 7 harus Bolak balik sebanyak 10 kali, maka ia harus Misalkan jarak itu N dan jarak bumi ke L 2 = a Maka jaraknya = N-a x 10 + 2 a = 10 N – 10 a + 2 a = 10 N – 8 a. Bilangan 8 a adalah bilangan sangat kecil dibanding 10 N, Sedangkan 10 N hanya dengan menambah satu nol pada N. kembali Jarak ke langit ke 2 = a = 50. 000 tahun cahaya. Maka 8 a = 400. 000 tahun cahaya. 10 N = 5. 000 000. Tahun cahaya Jadi 10 N – 8 a = J = 5. 000. 000 – 400. 000 Tahun cahaya Katakanlah Nabi berangkat pada jam 7 malam dan kembali jam 5 pagi, jadi ada sekitar 10 jam = t Dalam waktu t dan jarak J seperti di atas, kecepatan perjalanan Sudah tidak dapat dibayangkan. Bagaimana ada sesak nafas ? Kecepatan sebesar itu tidak mengakibatkan seseorang sesak nafas maupun punggungnya merasa berat ketika dalam perjalanan. Bagaimana itu ? kembali Misal anda bernafas satu kali dalam 1 detik. Dan kemampuan manusia menahan nafas rata-rata 19 detik Kalau anda meliwati terowongan ini dengan Kecepatan V 1, dimana anda perlu menahan nafas selama 20 detik, maka anda mengalami sesak nafas selama 1 detik. Kalau kecepatan ditambah, V 2, dimana anda perlu menahan nafas 19 detik, maka kita katakan “Pas” saya tidak mengalami sesak nafas. Karena 19 detik adalah kemampuan saya menahan nafas. Kalau kecepatan ditambah lagi, V 3, dimana anda perlu menahan nafas hanya 1 detik, yaitu sama dengan kecepatan jantung anda, Maka anda mengatakan “saya tidak menahan nafas”. Bagaimana kalau kecepatan Vx itu besar sekali, sehingga Trowongan anda lewati dalam waktu sepersejuta detik ? . Kalau jantung bisa bicara ”Saya belum berdenyut antum sudah sampai” kembali IV. Kesimpulan Kecepatan yang maha dahsyad seperti peristiwa Isra’ mi’raj tidak berlaku gejala sesak nafas maupun terberat di punggung, sebab ia telah sampai sebelum jantung berdetak. Ia telah sampai sebelum gaya gravitasi bereaksi. Itu barangkali yang disebut pada surat Al-Insyirah, bahwa dalam perjalanan yang maha dahsyad, efek sesak di dada hilang dan efek terberat dipunggung jadi nol. 1. Bukankah kami telah lapangkan bagimu dadamu waktu Isra’ 2. Dan kami telah turunkan bebanmu dari mu ketika mi’raj 3. Yang memberatkan punggungmu ? . Al-Quran, surat Al-Insyirah, ke 94 ayat 1, 2, 3 kembali V. Renungan Mi’raj 1. Demi bintang ketika berkeinginan. 2. Tidak sesat sahabat kamu dan tidak ia bodoh. 3. Tidak ia katakan dari keinginannya. 4. Tidak dia melainkan wahyu yang diwahyukan. 5. Diajar dia oleh Yang Dahsyad Kuat 6. Yang mempunyai bentuk simetris, maka kemudian ia mendarat. 7. Dan dia di ufuq secara rinci. 8. Kemudian mendekat dan merapat. 9. Maka adalah dia ukuran dua busur panah atau lebih dekat. Al-Quran, surat An-Najmu, ke 53 ayat 1 - 9 kembali 10. Maka… Dia wahyukan kepada hamba Nya apa yang Dia wahyukan 11. Tidak mendustakan fuadnya tentang apa yang dia lihat. 12. Maka apakah kamu hendak membantahnya atas apa yang dia lihat ? . 13. Dan sungguh dia melihatnya pada kesempatan yang akhir. 14. Di sisi Sidrah tempat tinggal. 15. Di sisinya ada tamansorga tempat kembali. 16. Ketika Sidrah itu diikuti oleh sesuatu yang mengikuti 17. Tidak berpaling pandangan, dan tidak ia meliwati. 18. Sesungguhnya ia telah melihat sebagian dari ayat-ayat Rabbinya yang luar biasa Al-Quran, surat An-Najmu, ke 53 ayat 10 -18 kembali VI. Harga Pendekatan. Memahami kecepatan maha dahsyad pada peristiwa Isra’ mi’raj, di dalam Al-Quran diberi harga pendekatannya. Ambil perumpamaan jarak Lembah Semut ke Nageri Saba’ Pada zaman Nabi Sulaiman itu sekitar 60 km. Arsy Ratu Saba’ yang terbuat dari batu dipindah oleh orang yang di sisinya ada ilmu dari Kitab. Titik pandang manusia itu paling dekat secara efektif 30 cm. Jadi bolak balik 60 cm. Itu adalah kecepatan cahaya Jadi pemindahan itu sejauh 60 km lebih cepat dari Perjalanan cahaya sejauh 60 cm. Artinya apa ? kembali 1 km = 1000 m = 100. 000 cm. Jadi kecepatan pemindahan Arsy Ratu Saba’ 100. 000 kali lebih cepat dari kecepatan cahaya. “Aku bisa bawa dia kepadamu sebelum pemandanganmu kembali kepadamu” An-Naml, ke 27 ayat 40 Tempat Produksi & diskusi Email [email protected]. com Home page 12 mb. com/fahmi Pusat Study Islam & Kepurbakalaan Taman Alfa Indah Blok D. 3 No 5. Telpon 5840128 Jakarta 11640, Indonesia. Terima kasih atas perhatiannya, Jadilah da’i sejuta email dengan cara meemailkan ini kepada orang lain. Demikian, Matematika Islam, Matematika Al-Quran. Tidak dapat dibayangkan jika meteor berukuran raksasa seperti yang pernah terjadi di Siberia Rusia pada 1905, di mana bekas tumbukannya dengan bumi itu sampai mampu membentuk kawah sedalam 50 meter dengan diamater 150 meter dan menyebabkan kebakaran hutan yang hebat. Meteor yang menghujam Siberia tersebut diperkirakan semula berdiameter meter. Seandainya meteor itu sampai menghujam kota yang padat penduduk, berapa ribu korban jiwa akan berjatuhan. Bahkan para pakar mengatakan, musnahnya dinosaurus dari bumi sekitar 3 juta tahun lalu juga disebabkan karena tabrakan antara bumi dan meteor raksasa. Tabrakan tersebut kemudian menyebabkan bumi diselimuti kabut debu tebal selama berbulan-bulan sampai sinar matahari tidak kelihatan dan hewan-hewan raksasa seperti dinosaurus menjadi musnah dari muka bumi. Sebenarnya meteor yang berupa batu dari ruang angkasa itu merupakan fenomena kecil dari benda-benda ruang angkasa di alam semesta ciptaan Allah SWT ini. Selain meteor, masih terdapat komet, bulan satelit, planet, bintang matahari, galaksi kumpulan bintang, awan nebula, gas, asteroid, black hole, dan lain-lain. Semuanya itu, menurut Kitab Suci Alquran terdapat dalam langit pertama atau langit dunia sama'at-dunya. Padahal ada tujuh langit di alam semesta ini. الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا ۖ "Dia yang menjadikan tujuh langit dengan berlapis-lapis." Surat Al Mulk ayat 3. Para ulama ahli astronomi mengatakan, batas langit pertama adalah selama masih ditemukannya bintang matahari yang jumlahnya miliaran di alam semesta ciptaan Allah SWT ini. Adapun matahari kita yang memiliki sembilan planet termasuk bumi hanyalah salah satu dari bintang tersebut, sedangkan bumi dan planet lain masih memiliki satelit seperti bulan. Padahal teknologi teleskop ruang angkasa yang paling modern seperti teleskop Hubble atau Mount Polamor di Amerika Serikat AS, baru mampu mengamati bintang sejauh 14 miliar tahun perjalanan cahaya dari bumi. Itu artinya cahaya bintang tersebut telah mengadakan perjalanan selama 14 miliar tahun ke bumi untuk bisa terlihat. Bisa jadi bintang tersebut sekarang sudah meledak atau mati. Sedangkan 1 tahun perjalanan cahaya sama dengan jarak sejauh 10 triliun km, sebab kecepatan cahaya mencapai 300 ribu km per detik. Sementara teknologi ruang angkasa pada abad 21 ini baru mampu mencapai planet Saturnus yang berjarak 1 miliar km dari bumi, dan itupun memerlukan waktu perjalanan 7 tahun seperti yang dilakukan pesawat AS, Voyager 2. sumber Harian RepublikaBACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini loading... Prof Agus Purwanto menjelaskan, peristiwa Isra Mikraj tidak bisa dijelaskan dengan Teori Relativitas Khusus yaitu dengan teori Kecepatan Cahaya, karena jika memakai teori tersebut, Rasulullah SAW belum keluar dari sistem tata surya."Sehingga, untuk menjelaskan peristiwa tersebut bisa mengunakan Teori Relativitas Umum . Berarti mengisyaratkan adanya ruang dengan dimensi tinggi, immaterial atau gaib di sekitar kita," ungkap Guru Besar Teori Fisika ITS ini dalam Pengajian Online Memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, pada Kamis 11/3. Baca Juga Cahaya ini diketahui oleh ilmuan dan diidentifikasi bahwa kecepatan cahaya itu km/detik. "Sehingga jika cahaya ini melingkar mengelilingi bumi, maka satu detik ini bisa mengelilingi bumi sekitar 6 sampai 7 kali,” meneruskan, Isra sebagai perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho dan Mikraj yang artinya bergerak ke langit ke tujuh sidratul muntaha. Jika disimplikasi, maka isra adalah perjalanan horizontal dan mikraj adalah perjalanan vertikal.“Kita asumsikan kejadian mulai bakda salat isya atau jam sampai jam pagi menjelang subuh. Jadi membutuhkan waktu 8 jam, karena perjalannya bolak-balik, maka antara pulang pergi memerlukan waktu yang sama 4 jam,” urai anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini seperti dilansir laman resmi Muhammadiyah . Baca Juga Agus menjelaskan, karena perjalanan dilakukan bersama Buraq, maka dapat diasumsikan bahwa Rasulullah dalam peristiwa itu bergerak dengan kecepatan tertinggi di alamnya, yaitu kecepatan cahaya. Maka dalam satu jam Rasulullah bisa menempuh jarak sampai terkait dengan tata surya, ilmuan mengidentifikasi jarak antara Matahari dengan Bumi adalah km. Sehingga waktu yang diperlukan cahaya dari Matahari ke Bumi itu hanya 8 menit. Prof Agus menerangkan, jika demikian, cahaya yang dirasakan oleh manusia di bumi adalah bukan cahaya yang dipancarkan seketika oleh matahari, melainkan cahaya yang dipancarkan 8 menit sebelumnya.“Kemudian planet terluar, Neptunus itu diketahui jaraknya km. Jadi ini masih lebih besar dari jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 4 jam, artinya Baginda Rasulullah dalam waktu 4 jam belum sampai di Neptunus. Ternyata belum sampai keluar dari Tata Surya kita,” menghitung perjalanan Rasulullah dengan teori relativitas khusus tidak memadahi. Selain itu, jika suatu objek bergerak dengan kecepatan cahaya, maka massanya itu akan meledak. Dengan demikian penjelasan ini tidak memadahi, karena itu harus kita tinggalkan. Baca Juga Prof Agus menyarankan untuk merujuk kepada QS Al Isra’ ayat 1. سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُMaha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.“Memperjalankan itu berarti memindah suatu objek dalam hal ini Rasulullah dari satu titik ke titik lain, dari satu dimensi ke dimensi yang lain, ini berarti dimensi ruang. Dan kemudian peristiwa ini terjadi pada malam hari, ini adalah masalah waktu. Ayat tersebut memberi isyarat bahwa, inilah kosmologi Islam, bahwa realitas itu terdiri dari ruang, waktu, materi, dan ruh,” Agus menambahkan, dalam QS Az Zumar ayat 46, dapat diindikasikan bahwa langit ke 7 adalah ghaib atau di luar jagad raya, artinya langit ke tujuh posisinya di luar ruang material. Jadi Mikraj yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah masuk ke dimensi yang lebih tinggi ke luar material atau langit ke tujuh untuk menerima perintah salat.“Ini susah memang kalau mau mengambarkan alam di luar ruang material, tapi kita yakin dan menerima hadis-hadis sahih. Bahwa di sekitar majelis takliim kita ini kan ada banyak malaikat lalu lalang, tapi malaikat yang banyak ini berada di luar dimensi kita. Sehingga kita tidak pernah bertabrakan, karena malaikat berada di dimensi yang lebih tinggi dari pada kita. Jadi Rasulullah menghilang masuk ke langit ke tujuh,” urainya.“Jadi Mikraj itu menembus dimensi ruang menuju ke dimensi yang lebih tinggi, immaterial atau gaib” ujarnya. Baca Juga mhy

jarak bumi ke langit ke 7